Sejarah KeDZia

LATAR BELAKANG SEJARAH


Kafee Tahfidz Indonesia (KeDZia) digagas terinspirasi dari kebangkitan kaum muslimin yang dimulai dari memperhatikan betapa pentingnya profesi bussines dalam kehidupan.

Hal itu dibuktikan oleh kaum muslimin di mana pada saat mereka berhijrah dari Makkah ke Madinah, Abdurrohman bin Auf membuka pasar baru untuk menandingi pasar Yahudi yang melarang kaum muslimin melakukan praktek bisnis pada pasar tersebut.

KeDZia hadir dengan visi besar yakni Melahirkan Penghafal Al Qur’an yang Pengusaha Serta Berahlak Mulia atau Pengusaha yang Penghafal Al Qur’an dan Berakhlak Mulia .

Keberadaan potensi sumberdaya alam Indonesia yang sedemikian luas, 90% nya dinikmati justru bukan oleh penduduk Indonesia asli, tapi dikuasai oleh segelintir pengusaha keturunan. Padahal budaya berbisnis itu telah dicontohkan oleh junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, para sahabat dan tabi’it tabi’in.

Sekolah ini digagas untuk mencetak generasi islam yang memiliki kemampuan berbisnis tangguh, sehingga potensi kekayaan Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim, tidak dikuasai oleh orang asing dan penduduk negeri ini tidak menjadi budak di negerinya sendiri.

KENAPA SEKOLAH BISNIS..?

Melihat sejarah negara-negara maju di dunia, dapat disaksikan bahwa tolak ukur atau parameter kemajuan suatu bangsa adalah tingkat pendidikan dan kemakmurannya. Kehadiran Abdurrohman bin Auf pada percaturan perdagangan Madinah mampu membalikkan keadaan kaum muslimin yang tadinya mengalami kesusahan menjadi pemegang kendali percaturan ekonomi dan politik Negara arab pada saat itu.

Sejarah Indonesia dari masa kerajaan, menjadi bangsa Indonesia dengan tahapan orde lama, orde baru dan orde reformasi tidak menekankan pada pembangunan Negara Mandiri dan pengelolaan sumberdaya alam secara mandiri. Leader-leader bangsa ini lebih banyak memfokuskan rakyatnya menjadi konsumen sejati bukan sebagai pemegang kendali unit-unit usaha yang dimiliki.

Kesalahan sangat fatal bangsa ini adalah mebiarkan rakyat pribumi bermanja ria dan membebaskan para pendatang luar menguasai perdagangan dan pengelolaan sumber daya alam yang vital. 

Akibatnya percaturan politik pada era reformasi hampir bisa dipastikan dikuasai oleh para pemegang modal besar yang nota bene dikuasai orang-orang pendatang bukan oleh masyarakat pribumi. Akhirnya kekayaan alam bangsa Indonesia 56% lebih dikuasai oleh segelintir pengusaha yang sekali lagi adalah orang-orang pendatang atau keturunan.

Atas dasar itulah KeDZia hadir menawarkan gagasan baru yakni pendidikan berbasis hafal Al Qur'an dan bisnis atau enterpreneur yang dikemas dengan cakap, dipoles dengan apik, dan disungguhkan dengan kreatifitas tinggi. 

Harapannya pada saat santri selesai dari KeDZia, dirinya sudah menjadi pengusaha yang menciptakan lapangan kerja minimal untuk dirinya sendiri bukan sebaliknya menjadi pencari kerja dan bekerja pada orang lain. 

Intinya kenapa harus hafal Al Qur'an dan kenapa harus enterpreneur..? Karena KeDZia ingin agar sumber daya alam negeri ini dikelola oleh pengusaha lokal bukan oleh investor asing yang justru menjadikan negeri ini sapi perah, makin melarat dan sekarat. 

Negeri Gemah Ripah Loh Jenawe ini harus dikelola secara mandiri agar Indonesia mampu bersaing dengan negara negara besar lainnya. Harapan itu masih ada, Insya Allah Indonesia mampu menjadi 5 besar kekuatan dunia.

Maka dengan mengucap bismillahirrohmaanirrohiim...
Meskipun penug rintang halang, Dengan tekad yang kuat, dan mengharapkan pertolongan Allah SWT, Maka KeDZia resmi didirikan ditandai dengan diluncurkannya web Kafee Tahfidz Indonesia (KeDZia).

Bogor, 7 Agustus 2020


Shobri, S.H.I., M.E.I
Founder